MY MENU

News

News

Judul
Bank Digital dan Ekosistem Keuangan Digital
Penulis
Mirae Asset
Tanggal Diciptakan
08/20/2021
Lampiran0
Views
1343
Konten
Bagi Anda para investor di pasar modal Indonesia, tentunya tidak asing dengan istilah Bank Digital. Sebagian mungkin bahkan pernah membeli atau bahkan meraih keuntungan dari saham Bank Digital. Penaikan harga saham Bank Digital atau bank yang berencana akan menjadi Bank Digital memang luar biasa. 


Sebut saja Bank Jago, dengan kode saham ARTO. Sejak Gojek masuk sebagai salah satu pemodal ARTO, saham ARTO sudah naik ratusan persen. Dari awal tahun hingga pertengahan Agustus ini, sahamnya telah melejit 350%. Contoh lain adalah Bank Neo Commerce, dengan kode saham BBYB, yang diakuisisi Akulaku. Dalam waktu delapan bulan pertama tahun ini, sahamnya meroket 470%.  


Jadi tidak heran kalau banyak yang kepincut dengan saham Bank Digital ini. Harga sahamnya melambung luar biasa di tengah kinerja IHSG yang biasa saja. Apa sebenarnya Bank Digital hingga membuat banyak bank mendeklarasikan diri akan menjadi Bank Digital. Dan bukan hanya bank tradisional saja yang tertarik jadi Bank Digital, namun perusahaan teknologi seperti Gojek, Grab, Shopee, Alibaba, dll pun ramai-ramai masuk ke bisnis ini.


Tingginya minat masuk ke bisnis Bank Digital membuat OJK merilis aturan baru mengenai Bank Digital. Dalam aturan OJK, Bank Digital adalah bank yang menyediakan dan menjalankan kegiatan usaha yang utamanya melalui saluran elektronik dengan kantor fisik yang terbatas atau tanpa kantor fisik selain kantor pusat. 


Jadi Bank Digital memiliki fungsi sama seperti bank tradisional, namun karena telah didukung teknologi, maka dapat dijalankan tanpa memiliki kantor cabang (branchless). Pendirian Bank Digital di Indonesia dapat dilakukan melalui 3 opsi :


1. Bank Digital sebagai unit bisnis dari bank umum; 

2. Bank Digital hasil transformasi dari bank tradisional; atau 

3. Bank Digital melalui pembentukan bank baru (fully digital bank)


Pada opsi 1, maka modal inti diwajibkan minimum Rp 1 triliun. Sedangkan pada opsi 2, modal inti diwajibkan Rp 3 triliun. Sementara untuk opsi 3, modal inti diwajibkan minimum Rp 10 triliun.


Salah satu tujuan utama Bank Digital adalah untuk memperluas akses perbankan kepada masyarakat dan mendorong ekonomi digital terutama UMKM. Untuk itu, Bank Digital diharapkan memberikan upaya untuk pengembangan ekosistem keuangan digital dan inklusi keuangan.  


Jadi kehadiran Bank Digital akan menjadi salah satu pilar terbentuknya ekosistem keuangan digital di Indonesia. Di dalam ekosistem keuangan digital terdapat perusahaan di sektor jasa keuangan yang sudah melakukan inovasi keuangan digital, salah satunya adalah fintech.   


Dengan digitalisasi diharapkan terbentuk bisnis yang lebih efisien dan produktif. Untuk itu inovasi merupakan kata kunci dari pengembangan digitalisasi. Dilihat dari peta persaingan Bank Digital di Indonesia terdapat nama-nama besar yang sebelumnya sudah malang melintang di dunia keuangan, seperti BCA, BRI, Mega Corpora, dan lainnya, ataupun nama besar yang sedang naik daun seiring kemajuan teknologi, seperti Gojek, Shopee, Akulaku dan lainnya. 


Menarik mencermati bagaimana sinergi Bank Digital dengan para pemodalnya dalam membangun ekosistem keuangan digital. Tentunya, mereka yang mampu berinovasi dan menghadirkan produk yang memberikan pengalaman terbaik bagi penggunanya, sekiranya akan lebih unggul.  


Karena apapun namanya dan bagaimanapun bentuknya, konsumen tetap harus jadi prioritas utama.  



Salin URL

Pilih semua URL dibawah untuk disalin

Edit komentar

Masukkan kata sandi untuk mengedit postingan

Hapus komentarHapus postingan

Masukkan kata sandi untuk menghapus postiingan

Customer Service 150350 (Indonesia) Support

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)